BPPT dalam koordinasi Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN berkontribusi dalam menyelesaikan isu strategis konektivitas kereta api dan sistem angkutan umum massal perkotaan dalam bentuk konsorsium flagship Prioritas Riset Nasional Teknologi Perkeretaapian dengan pemangku kepentingan dari kementerian, lembaga pemerintah, pemerintah daerah, industri perkeretaapian dan perguruan tinggi. Target capaian sampai dengan tahun 2024 untuk inovasi teknologi perkeretapian adalah dapat terbangunnya prototipe sistem persinyalan kereta api antar kota kecepatan 250 km/jam dan penguatan riset komponen untuk kereta perkotaan dengan TKDN menuju 80%.

Kereta api cepat memerlukan sistem persinyalan, untuk menjamin safety dan kenyamanan, serta sistem persinyalan yang memungkinkan untuk diintegrasikan dengan beberapa jenis sistem persinyalan sehingga dapat mereduksi biaya perawatan dan meningkatan tingkat keselamatan. Pembuatan prototipe sistem perinyalan kereta cepat diperlukan sebagai tahapan verifikasi desain dengan pengujian di test track. Selain sistem interlocking, wireless network perlu dikembangkan sehingga didapatkan desain yang mampu menjamin keselamatan dan keamanan penumpang selama kereta api cepat saat beroperasi.

Beragamnya sistem persinyalaan saat ini memerlukan interface untuk menghubungkan jalur yang diperlukan menimbulkan permasalahan safety serta biaya perawatan yang kurang efisien termasuk diperlukannya pengetahuan beragam yang mengurangi efiensi dan efektivitas training sdm perawatan. Hal tersebut memerlukan suatu standar sistem persinyalan yang sesuai untuk kondisi Indonesia.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan kajian sistem persinyalan pada High Speed Train (HST) untuk mendapatkan standar persinyalan kereta cepat Indonesia sehingga lebih menjamin safety untuk peningkatan kecepatan kereta serta memiliki interoperability apabila diperlukan koneksi beberapa jalur.