Republik Indonesia memiliki wilayah kedaulatan yang luas, baik daerah darat maupun lautan. Tentunya, untuk menjaga kedaulatan ini, Indonesia harus memiliki sistem keamanan yang mampu menjaga seluruh wilayah kedaulatan Republik Indonesia dengan efektif dan cepat. Roket adalah salah satu sistem pertahanan yang mampu beroperasi dengan jangkauan jauh yang diharapkan dapat memberantas ancaman pada seluruh wilayah Republik Indonesia dengan sistem kendali otomatis. Beberapa roket tidak hanya mengirimkan data koordinat saja, namun dapat mengirimkan data multimedia seperti gambar, video, dan suara secara real-time secara nirkabel.

Proyek ini bertujuan untuk membangun roket yang dikembangkan oleh anak bangsa Indonesia. Proyek ini diharapkan memiliki output berupa roket yang mampu menjaga wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Proyek ini berjalan mulai dari 2019 dan diharapkan selesai pada 2024 dan dibiayai oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Proyek ini dikembangkan oleh Konsonsorsium Roket Nasional dengan anggota yang terdiri atas LAPAN sebagai Koordinator Program, Balitbang Kemhan, LIPI, BPPT, Puslitkaret, PT PINDAD, PT DI, PT DAHANA, PT LEN, PT INTI, Universitas Telkom, dan Universitas Pertahanan.

Telkom University memiliki tanggung jawab untuk mengembangakan sistem komunikasi radio untuk roket. Tim Telkom University terdiri atas Dr. Eng. Khoirul Anwar, S.T., M.Eng., Muhammad Faiq Rofifi, Sulthon Muhammad Fauzi Aulia, Arfa Chalida Izhar Friswara, Yosua Omega Hamonangan, Firly Hesa Putra, Miftah Huljannah, Lutfitul Mar’ah, dan Nadaina . Dana yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem komunikasi radio untuk roket adalah Rp. 606,320.000,00,- sudah termasuk pajak. Hasil yang diharapkan dalam pengembangan sistem komunikasi untuk roket ini adalah mengurangi error dan menurunkan error-floor yang terjadi pada roket agar mencapai kinerja dengan efek turbo-cliff untuk pengiriman data multimedia secara real-time dari transmitter atau receiver yang bergerak.